Powered By Blogger

Minggu, 05 September 2010

pengerek batang padi

PENGGEREK BATANG PADI

I.                   PENDAHULUAN

Penggerek batang padi merupakan hama utama pada tanaman padi yang menyerang sejak di persemaian hingga menjelang panen, dapat menyebabkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Hama ini meninbulkan gejala sundep pada fase vegetatif dan gejala beluk pada generatif (Minarni, et al., 2005).
Hama penggerek batang padi menyebar luas di Pakistan terutama di daerah Sidh dan mengakibatkan kerusakan 60-90% tanaman padi (Dhuyo dan N. M. Soomro, 2008). Di Indonesia Serangan penggerek batang padi kuning(PBPK), sejak tahun 2000 -2005, berturut-turut 92.150 ha; 93.596 ha; 75.921 ha; 86.322 ha; 77.314 ha dan 89.617 ha (Direktur Perlindungan Tanaman, 2006 dalam Makarim et al., 2007). Serangan PBP tahun 2007 mencapai 112.152 Ha (puso 103 Ha) dan tahun 2008 mencapai 94.036 Ha (puso 64 Ha) (Direktur Perlindungan Tanaman, 2009 dalam Harian Umum Pelita, 2009).
Penggerek batang padi merupakan serangga hama pada pertanaman padi pada beragam ekosistem. Di Indonesia intensitas dan luas serangan penggerek batang berfluktuasi antar tahun, namun merupakan hama utama yang serangannya terluas diantara serangga hama padi. Gejala serangan pada stadia vegetatif menyebabkan matinya pucuk ditengah dan disebut sundep. Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadia vegetatif tidak terlalu besar karena tanaman masih dapat mengkompensasi dengan membentuk anakan baru. Berdasarkan simulasi pada stadia vegetatif, tanaman masih sanggup mengkompensasi akibat kerusakan oleh penggerek sampai 30%. Gejala serangan pada stadia generatif menyebabkan malai muncul putih dan hampa yang disebut beluk. Kerugian hasil yang disebabkan setiap persen gejala beluk berkisar 1-3% atau rata-rata 1,2%. Kerugian yang besar terjadi bila penerbangan ngengat bersamaan dengan stadia tanaman bunting.
Di Indonesia telah di temukan 6 jenis penggerek batang padi yang terdiri dari; penggerek batang padi kuning, Scirpophaga incertulas (Walker), penggerek batang padi putih, Scirpophaga innotata (Walker), penggerek batang padi bergaris, Chilo suppressalis (Walker), penggerek batang padi kepala hitam, Chilo polychrysus (Meyrick), penggerek batang padi berkilat, Chilo auricilius (Dudgeon) (Lepidoptera: Pyralidae), kelima spesies tersebut termasuk ordo Lepidoptera dan famili Pyralidae, dan penggerek batang padi merah jambu, Sesamia inferens (Walkers) (Lepidoptera: (Noctuidae). Dari enam spesies tersebut hanya empat sepesies yang banyak ditemukan atau hama untama sebab, penggerek batang padi kepala hitam dan penggerek batang padi berkilat jarang ditemukan karena populasinya rendah. Setiap spesies penggerek batang padi memiliki sifat atau ciri yang berbeda dalam penyebaran dan bioekologi, namun hampir sama dalam cara menyerang atau menggerek tanaman padi serta kerusakan yang ditimbulkannya.
II.                PENYEBARAN

Afganistan, Bangladesh, Bhutan, Myanmar, Cina, Hongkong, India, Indonesia, Jepang, Kamboja, Laos, Malaysia, Nepal, Pakistan, Filipina, Kepalauan Ryuku, Srilangka, Taiwan, Thailand dan Vietnam (Suharto, 2007). PBPK merupakan spesies penggerek yang penyebaranya begitu luas dari musim dingin, subtropika sampai ke daerah tropika. Perilaku hama penggerek batang padi bergantung pada geografis. Di daerah subtropika terjadi diapauses, sedangakan di daerah tropika seperti di Indonesia tidak terjadi diapause (Goot, 1925 dalam Suharto dan N. Usyati, 2008). Kabupeten di pulau Jawa, penggerek batang padi kuning(PBPK) merupakan spesies yang dominan. Lama siklus hidupnya di pengaruhi oleh temperature, sehingga di daera subtropika siklus hidup PBPK lebih panjang. Di daerah tropika, penanaman padi terus menerus sepanjang tahun menyebabkan PBPK akan terus berkembang, sehingga dalam satu tahun terdapat 7-8 generasi (Suharto dan N. Usyati, 2008).

III.              DAUR HIDUP

Ngengat bertelur dibagian bawah daun, yang terletak dibagian atas batang.Dipersemaian padi biasanya telur diletakkan dibagian atas permukaan daun, terutama semai yang sangat muda. Waktu bertelur malam hari, jumlahnya 200-300 butir. Telur akan menetas setelah  satu minggu. Ulat yang baru saja menetas terus tersebar menuju ke batang padi, atau turun ke air dengan bantuan benang yang keluar dari badannya. Kemudian akan menyerap ke batang padi yang lain. Ulat ini lalu menggerek batang padi, terus masuk kedalamnya menuju ke bawah. Apabila tanaman padi masih muda, pangkal tangkai daun pucuk dipotongnya sehingga mati. Ulat ini bisa pindah ke batang lain, hingga banyak pucuk daun yang menjadi kering akibat telah putus pangkalnya.
Penggerek batang padi putih lebih menyukai tempat-tempat yang mengalami satu musim tanam padi dalam setahun yaitu pada musim hujan dan musim kemarau sangat jelas. Selain itu juga menyukai tanggul-tanggul jerami yang tidak dibongkar selama tidak ada pertanaman. Hal ini berhubungan dengan perilaku hidupnya yang akan mengalami diapauuze selama musim kemarau didalam tanggul-tanggul jerami. Mereka akan berdiapauze sampai musim hujan datang. Diapauze (masa tidur/istirahat ulat) terjadi menjelang kemarau. Ulat tidak segera berkepompong tetapi beralih ke masa diapauze sampai beberapa bulan. Dalam masa ini ulat tidak bergerak dan tidak makan tetapi juga tidak berkepompong. Terjadi pada saat padi mulai menguning bahkan sampai padi dipanen. Apabila hujan I datang ulat tidak segera berkepompong. Hama penggerek batang padi antara lain:
  1. Penggerek Batang Padi Kuning
Imago/Ngengat
Spesies ini ditandakan dengan sayap ngengat yang berwarna kuning dengan titik hitam pada sayap depan. Panjang ngengat jantan 14 mm dan betina 17 mm , yang dapat hidup antara 5-10 hari. Siklus hidup 39-58 hari, tergantung pada llingkungan dan makanan. Jangkauan terbang dapat mencapai 6-10 km. Ngengat meletakan telur secara berkelompok yang diletakkan pada daun bagian ujung. Jumlah telur 50-150 butir/kelompok.
Telur
Kelompok telur ditutupi rambut halus berwarna coklat kekuningan yang diletakan antara - pukul 19.00-22.00 selama 3-5 malam sejak malam pertama. Keperidian 100-600 butir tiap betina. Stadium telur 6-7 hari.
Larva
Larva berwarna putih kekuningan sampai kehijauan, dengan panjang maksimum 25 mm (Gambar 3 C). Larva terdiri dari 5-7 instar, lama stadium larva 28-35 hari. Karena larva bersifat kanibal sehingga hanya ada seekor larva yang hidup dalam satu tunas. Larva yang menetas keluar melalui 2-3 lubang yang dibuat pada bagian bawah telur menembus permukaan daun. Larva yang baru muncul
(instar 1) biasanya menuju bagian ujung daun dan menggantung dengan benang halus atau membuat tabung kecil, terayun oleh angin dan jatuh kebagian tanaman lain atau permukaan air. Larva kemudian bergerak ke tanaman melalui celah antara pelepah dan batang. Selama hidupnya larva dapat berpindah dari satu tunas ke tunas lainnya. Larva instar akhir menuju pangkal batang untuk berubah menjadi pupa. Sebelum menjadi pupa, larva membuat lubang keluar pada pangkal
batang dekat permukaan air atau tanah, yang ditutupi membran tipis untuk jalan keluar setelah menjadi imago.
Pupa
Pupa berwarna Kekuning-kuningan atau agak putih, dengan kokon berupa selaput
benang berwarna putih. Panjang 12-15 mm dan stadium pupa 6-23 hari. Pupa berada di dalam pangkal batang. Karakteristik penggerek batang padi kuning: Tanaman inang utama adalah padi dan tanaman padi liar. Penyebarnya luas dari daerah tropic sampai subtropis. Perubahan kepadatan populasi penggerek batang padi kuning di lapangan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim (curah hujan, suhu, kelembaban), varietas padi yang ditanam, dan musuh alami yaitu parasitoid, predator, dan patogen.

  1. Penggerek Batang Padi Putih
Imago/Ngengat
Sayap ngengat berwarna putih dengan ukuran betina 13 mm dan jantan 11 mm
Telur
Telur diletakan berkelompok pada permukaan atas daun atau pelepah. Bentuk kelompok telur sama dengan kelompok telur padi kuning. Kelompok telur di tutupi rambut halus, berwarna coklat kekuning-kuningan. Satu kelompok telur terdiri dari 170-260 butir, lama stadium telur 4-9 hari,.
Larva
Bentuk larva mirip larva penggerek batang padi kuning, dengan panjang maksimal 21 mm dan berwarna putih kekuningan. Stadium larva 19-31 hari kecuali untuk larva yang berdiapause. Pada akhir musim kemarau larva instar akhir tidak langsung menjadi pupa, tetapi mengalami diapause dalam pangkal batang atau tunggul. Hal ini biasanya terjadi di daerah tropis yang memiliki perbedaan musim hujan dan kemarau yang jelas. Lamanya istirahat tergantung pada lamanya musim kemarau. Setelah turun hujan dan tanah lembab, larva yang berdiapause akan menjadi pupa.
Pupa
Lama stadium pupa 6-12 hari. Pupa yang berasal dari larva yang berdiapause akan menjadi ngengat secara bersamaan atau serentak. Dengan demikian generasi penggerek batang padi putih pada awal musim hujan seragam dan meletakkan telur di persemaian. Karakteristik penggerek batang padi putih: Tanaman inang adalah padi dan padi liar. Dinamika populasi penggerek batang padi putih sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan terutama curah hujan atau ketersediaan air (irigasi), dan musuh alami.





  1. Penggerek batang bergaris
Imago/Ngengat
Ngengat bisa hidup sampai satu minggu dan aktif mulai senja. Kepala ngengat berwarna coklat muda dan warna sayap depan coklat tua dengan venasi sayap yang jelas (Gambar 4). Panjang ngengat 13 mm.
Telur
Seekor betina bisa bertelur 100-550 butir, dalam kelompok yang terdiri dari 60-70 telur/kelompok selama 3-5 malam. Telur diletak pada pangkal daun kadang pada pelepah Telur berwarna putih dan tidak dtutupi rambut dengan lama stadium telur 4-7 hari.

Larva
Setelah menetas larva masuk kedalam pelepah daun dan kemudian masuk kedalam batang. Larva berwarna abu-abu, kepala coklat dengan garis coklat sejajar tubuhnya. Panjang maksimal 26 mm, stadium larva 33 hari. Beberapa ekor larva bisa hidup pada satu buku dari satu tunas. Tergantung pada temperatur dan ketersediaan makanan, satu siklus hidup bisa mencapai enam gererasi/tahun
Pupa
Larva instar akhir berpupa didalam batang, setelah membuat lubang untuk imago keluar dari pupa. Warna pupa coklat tua dengan stadium pupa 6 hari Karakteristik
Tanaman inang penggerek batang padi bergaris terutama adalah padi, padi liar, jagung, dan beberapa jenis rumput. Penyebaran lebih luas bisa mencapai 400 llintang utara.
  1. Penggerek Batang Padi Merah Jambu
Imago/ngengat.
Ngengat berwarna coklat, sayap depan bergaris coklat tua memanjang dan sayap belakang putih (Gambar 4 A). Panjang ngengat 14-17 mm, Kurang tertarik cahaya
50.
Telur                           
Ngengat bertelur diantara pelepah daun batang padi mirip manik-manik, dalam 2 .3 baris dalam kelompok (Gambar 4B). Kelompok telur tidak tertutup sisik. Satu kelompok bisa terdiri dari 30-100 butir, dengan stadium telur 6 hari.
Larva
Larva berwarna merah jambu, dengan panjang maksimal 35 mm. Stadium larva 28-56 hari, beberapa larva tiap tunas.
Pupa
Pupa berwarna coklat tua, dengan panjang 18 mm (gambar 4D). Pupa terdapat dalam pelepah atau dalam batang dan stadium pupa 8-11 hari. Total siklus hidup
46-83 hari Karakteristik Penyebaran luas dan bersifat polifag yang daapat hidup dari tumbuhan famili Graminae dan Cyperaceae. Penggerek merah jambu lebih beradaptasi pada lingkungan darat karena tanaman inang yang beragam, namun terdapat juga di lingkungan sawah dan air dalam.

IV.              PENGENDALIAN

A. Daerah Serangan Endemik
Pengaturan Pola Tanam
   Dilakukan penanaman serentak, sehingga tersedianya sumber makanan bagi penggerek batang padi dapat dibatasi.
· Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi sehingga dapat memutus siklus hidup hama.
   Pengelompokan persemaian dimaksudkan untuk memudahkan upaya pengumpulan telur penggerek secara massal.
· Pengaturan waktu tanam yaitu pada awal musim hujan berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi.
Pengendalian Secara Fisik dan Mekanik
· Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat panen. Usaha itu dapat pula diikuti pengolahan tanah
· Cara mekanik dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek batang padi di persemaian
Pengendalian Hayati
·Pemanfaatan musuh alami baik parasitoid denagn melepas parasitoid telur.
·Konservasi musuh alami dengan cara menghindari aplikasi insektisida secara   semprotan.
Kelompok telur yang diambil dari tanaman dikumpulkan pada satu wadah terbuka dan dibiarkan menetas, sehingga kalau ada parasitoid telur bisa lepas ke lapangan sebagai bagian dari konservasi.
Pengendalian Secara Kimiawi
Apabila diperlukan sebagai alternatif pada fase vegetatif penggunaan insektisida dapat dilakukan pada saat ditemukan kelompok telur ratarata lebih dari satu kelompok telur/3 m2 atau intensitas serangan ratarata > 5%. Bila tingkat parasitisasi kelompok telur pada fase awal vegetatif >50% tidak perlu aplikasi insektisida.
Penggunaan insektisida butiran di persemaian dilakukan jika disekitar pertanaman ada lahan sedang atau menjelang panen pada satu 7 hari sebelum tanam. Pada pertanman insektisida butiran diberikan terutama pada stadia vegetatif. Pada stadia generatif aplikasi dengan insektisida yang disemprotkan.
Insektisida butiran ialah yang mengandung karbofuran dengan nama dagang Furadan 3G, Dharmafur 3G, Curaterr 3G, Indofuran 3G, Tomafur 3G, Taburan 3G, Petrofur 3G, Hidrofur 3G, insektisida yang mengandung bahan aktif fipronil yaitu Regent 0,3 G. Insektisida cair yaitu yang mengandung fipronil dengan nama dagang Regent 50SC dan Rope 25 EC, insektisida yang mengandung bahan aktif dimehipo dengan nama dagang Spontan 400 WSC, bensultaf dengan nama dagang Bancol 50 WP,
Penggunaan Seks Feromon
Dipakai untuk menentukan spesies dan memantau fluktuasi populasi penggerek batang berdasarkan ngengat yang tertangkap. Dapat dipakai untuk menentukan waktu aplikasi insektisida pada penggerek batang padi kuning (Bila tangkapan feromon sebanyak 100 ekor/minggu). Dapat dipakai untuk pengendalian penggerek batang padi putih yaitu dengan cara mass trapping (penangkapan massal): 9-16 perangkap/ha.
B. Daerah Serangan Sporadik
            Cara pengendalian selain menggunakan insektisida yang dapat diterapkan sesuai dengan keadaan setempat. Penyemprotan dengan insektisida berdasarkan hasil pengamatan, yaitu apabila ditemukan rata-rata > 1 kelompok telur/3 m2 atau intensitas serangan penggerek batang padi (sundep) rata-rata > 5% dan beluk rata-rata 10 % selambatlambatnya tiga minggu sebelum panen.
Sebagai tindakan preventif dalam pengendalian penggerek batang padi, memantau fluktuasi populasi penggerek batang perlu dilakukan secara rutin. Untuk memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi yang ada di dalam areal pertanaman padi dapat menggunakan seks feromon. Sementara untuk memantau fluktuasi populasi penggerek batang padi yang berasal dari migrasi dari luar daerah dapat menggunakan light trap (perangkap cahaya).

V.                DOKUMENTASI

                     
Gambar 1. Gejala serangan sundep dan beluk
           

      
Gambar 2. Larva penggerek batang padi putih dan penggerek btang merah jambu


                         
Gambar 3. Ngengat imago penggerek batang padi putih dan penggerek batang     padi merah jambu

         
Gambar 4. Larva instar 1 penggerek batang padi merah jambu dan telurnya.

















DAFTAR PUSTAKA


Dhuyo., A, R, and N. M. Soomro. 2008. Functional Response of the Predators on the Population of Yellow Ricestem Borer, Scirpophaga incertulas (Walker) (Lepidoptera: Pyralidae) under Laboratory Condition. Journal Pak. Entomol. Vol. 30, No.1, 2008. (on-line).www.pakentomol.com. diakses 8 November 2009.

Harian umum pelita. 2009. Serangan OPT Padi Capai 280.046 Hektar. (on-line). http://www.pelita.or.id/baca.php?id=20069. diakses tanggal 15 November 2009.

Makarim, A.K., E. Suhartatik dan A. Kartohardjono. 2007. Silikon: Hara Penting pada Sistem Produksi Padi. Jurnal Iptek Tanaman Pangan Vol. 2 No. 2 – 2007. 195-204 hal. (on-line). http://www.puslittan.bogor.net/berkas_PDF/IPTEK/2007/Nomor2/05KARIMMAKARIM.pdf. diakses tanggal 5 Agustus 2009.

Martin, I dan F. Nurdin. 1993. Pengendaliana Hayati dengan Predator dan Parsitoid. Jurnal Pemantapan Penelitian Hama Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukarami. 73-81 hal

Minarni, E. W., Nurtiati dan D. S. Utami. 2005. Peranan Pengelolaan Habitat terhadap Kemampuan Memerasit Parasitoid Telur Penggerek Batang Padi Kuning Scirpophaga incertulas Walker. Jurnal Penelitian dan Informasi Pertanian “Agrin”. Vol 9 No 2, Oktober 2005. 130-136 hal.

Rauf, A. 2000. Parasitasi Telur Penggerek Batang Padi, Scirpophaga inotata (Walker) (Lepidoptera:pyralidae), saat Terjadi Ledakan di Karawang pada Awal 1990-ia. Buletin Hama dan Penyakit Tumbuhan 12(1):1-10 (2000). (online).www.katalog.ipb.ac.id/jurnale/.../Aunu_Rauf_parasitasi_telur_penggerek.pdf. di akses tanggal 3 Juli 2009.

Suharto dan N. Usyati, 2008. Pengendalian Hama Penggerek Batang Padi. Jurnal Inovasi teknologi Produksi 2008. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Subang. 323-341 hal.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar